Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) dibentuk berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor 134/Kpts-II/2004 tanggal 14 Mei 2004 tentang alih fungsi komplek hutan Gunung Merapi menjadi taman nasional.
Fungsi utama adalah untuk menjaga kelestarian kawasan Gunung Merapi demi
melanggengkan kehidupan manusia yang hidup dan berkembang di sekitar Gunung Merapi. Fungsi Taman Nasional Gunung Merapi secara khusus antara lain sebagai:
1. Fungsi hidro-orologi
Kawasan hutan Gunung Merapi mempunyai peran sangat penting sebagai daerah resapan air. Kebutuhan air, baik itu air tanah maupun air permukaan daerah di sekitarnya disuplai oleh Gunung Merapi, di antaranya meliputi daerah administrasi Kab. Magelang, Kab. Boyolali, Kab. Klaten, dan Kab. Sleman (DIY).
2. Habitat bagi keanekaragaman jenis hayati
Hutan di kawasan Gunung Merapi merupakan salah satu dari sedikit hutan yang masih tersisa di Pulau Jawa. Hutan Gunung Merapi merupakan hutan tropis pegunungan yang khas karena terletak pada gunung berapi yang sangat aktif, sehingga ekosistem yang terbentuk juga khas, begitu pula jenis hidupan liar yang hidup dan berkembang di dalamnya.
Keanekaragaman jenis hayati di hutan Gunung Merapi merupakan laboratorium alam yang sangat berguna bagi dunia pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, potensi ini sangat mendukung fungsi dari Yogyakarta sebagai Kota Pelajar. Keanekaragaman hayati di dalam hutan Gunung Merapi merupakan kekayaan yang tak ternilai yang harus dijaga kelestariannya.
Taman Nasional Gunung Merapi adalah habitat dari beragam jenis satwa, baik itu satwa endemik maupun migran. Satwa endemik hutan Gunung Merapi di antaranya adalah
Elang Jawa (
Spizaetus bartelsi)
dan
macan tutul (Panthera pardus). Keduanya dilindungi oleh undang-undang karena termasuk kategori satwa yang terancam punah karena perburuan dan habitanya yang mulai berkurang oleh deforestasi.
3. Obyek wisata alam dan budaya
Wisata alam adalah daya tarik utama dari kawasan hutan Gunung Merapi, merupakan potensi wisata yang penting bagi Provinsi Jawa Tengah dan DIY. Selain kondisi alamnya yang indah, aktivitas vulkanis Gunung Merapi sangat menarik perhatian wisatawan, baik itu wisatawan domestik maupun luar negeri yang di antaranya adalah para ahli geologi/vulkanologi yang mengadakan penelitian.
Terdapat 5 pusat pengembangan wisata alam di TNGM yaitu kawasan wisata Kaliurang (Sleman), Deles (Klaten), Musuk Cepogo (Boyolali), Selo (Boyolali), dan Srumbung Dukun (Magelang).
Selain mempunyai potensi keindahan alam dan fenomena vulkanik dari Gunung Merapi, kawasan Gunung Merapi sangat cocok untuk lokasi wisata pendidikan dan wisata petualangan seperti : mendaki gunung,
outbound,
tracking,
camping, dan sebagainya.
Gunung Merapi dan masyarakat yang tinggal di sekitarnya memiliki budaya yang luhur, upacara-upacara tradisional seperti Labuhan Merapi, Peringatan Merti Bumi dan Sedekah Gunung serta upacara lainnya dilakukan masyarakat sekitar Gunung Merapi dalam rangka menjaga keharmonisan antara Gunug Merapi dan masyarakat sekitarnya, itu semua merupakan potensi besar yang harus dilestarikan untuk pembentukan karakter bangsa dan peningkatan kesejahteraan masyarakat lewat pengembangan pariwisata.
sumber:
tngunungmerapi.org